Meriahkan Peringatan HUT Ke-74 RI, Pemerintah Kabupaten Manggarai Gelar Caci di Motang Rua

Umum398 Dilihat

Tahun ini, bertindak sebagai Ngara Golo dari Kecamatan Wae Ri’i dan Cibal, sedangkan Meka Landang berasal dari Kecamatan Ruteng dan Kecamatan Lelak.

Perubahan jaman dan kehadiran teknologi telah memberi pengaruh besar dalam mengubah cara bertindak dan berperilaku masyarakat. Bupati Manggarai Dr. Deno Kamelus, S.H., M.H. menyampaikan hal tersebut saat membuka kegiatan pagelaran caci di lapangan Motang Rua, Ruteng, hari Minggu, 18 Agustus 2019.

Acara ini merupakan pagelaran rutin Pemerintah Kabupaten Manggarai dalam rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, juga sebagai salah satu upaya menjaga dan melestarikan budaya Manggarai.

Pada kesempatan itu Bupati Deno Kamelus menyampaikan kekhawatirannya terhadap nilai budaya yang pelan-pelan terkikis oleh perkembangan jaman dan teknologi. “Pelan-pelan, cara bertindak dan berperilaku kita mengikuti cara-cara dari luar. Itulah sekarang tantangan kita. Kita ini berada dalam sebuah era di mana kita ini sedang “dibeli” secara budaya. Oleh karena itu kita harus jaga (caci) ini,” paparnya.

Di balik pagelaran caci, menurutnya, terdapat banyak pesan seperti persaudaraan, saling memaafkan, rasa bangga budaya, dan tentunya pelestarian warisan leluhur itu sendiri.

“Paki Reis”

Usai memberikan sambutan pembuka, Bupati Deno Kamelus yang didampingi oleh Wakil Bupati Manggarai, Drs. Victor Madur, Dandim 1612 Manggarai, Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Mangarai, Anglus Angkat membuka acara tahunan ini dengan pukulan pembuka atau “Paki Reis”.

Dua wisatawan mancanegara juga mendapat kesempatan melakukan paki reis dan tampak mereka menikmati momen kebudayaan tersebut. Mereka melakukan selebrasi awal dengan lenggak lenggok mengikuti irama gong dan gendang, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para para penari caci.

Seketika, gelak tawa dari para penonton pecah ketika kain sarung yang dikenakan salah seorang wisatawan melorot saat sedang menari. Setelah ikatan sarung songke itu diperbaki lagi dia melakukan aksi paki reis-nya kepada salah seorang penari caci yaitu dari tuan rumah (ngara golo).

Untuk pagelaran caci tahun ini, bertindak sebagai tuan rumah atau Ngara Golo berasal dari Kecamatan Wae Ri’i dan Kecamatan Cibal. Sedangkan sebagai tamu atau Meka Landang berasal dari Kecamatan Ruteng dan Kecamatan Lelak.

“Caci itu harus dipelihara karena memiliki banyak pesan. Mari kita jaga bagian dari budaya kita ini yang tidak bisa dibeli oleh perkembangan teknologi yang ada,” kata Bupati Deno Kamelus saat membuka pagelaran tersebut secara resmi.

Pagelaran caci ini dilaksanakan selama dua hari, tanggal 18 sampai 19 Agustus 2019. (*)

Tim Humaspro Manggarai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *