Perhatian terhadap pariwisata sangat penting, karena pariwisata adalah prime mover yang akan memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat. “Dampak ekonomi dari pariwisata jauh berlipat-lipat dari ekspor,” katanya. Karena itu, pesannya, masyarakat memegang peran penting dalam melakukan dukungan konkret dalam pengembangan pariwisata.
Bupati Mangarai, Dr. Deno Kamelus, S.H., M.H., menghadiri pergelaran Festival Songke dan Ranaka, bertempat di pelataran Mbaru Wunut, Ruteng pada Sabtu (23/11). Dalam sambutannya Bupati Deno menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini akan selalu dikaitkan dengan pariwisata. Bahwa, pergelaran festival ini merupakan salah satu cara untuk mempromosikan pariwisata. Untuk itu, dirinya berencana menambah kegiatan festival seperti ini tahun depan.
Lebih lanjut, katanya, perhatian terhadap pariwisata sangat penting, karena pariwisata adalah prime mover yang akan memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat. “Dampak ekonomi dari pariwisata jauh berlipat-lipat dari ekspor,” katanya. Karena itu, pesannya, masyarakat memegang peran penting dalam melakukan dukungan konkret dalam pengembangan pariwisata. Salah satunya, melalui kegiatan promosi seperti halnya festival.
Dalam rangka menyukseskan cita-cita ini, menurutnya, perhatian pertama yang perlu ditingkatkan adalah aksesibilitas menuju objek wisata. Menjelaskan itu, pada kesempatan sebelumnya, Kabid Pemasaran Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur, Alfons Ara Kian, S.Fil., memaparkan lima aspek penting yang menjadi fondasi kesuksesan pariwisata.
Selain aksesibilitas, ada empat hal lain yang menjadi bagian dari ‘5A’ aspek pariwisata. Antara lain: atraksi, amenitas, akomodasi dan awareness. Papar Alfons, kelima hal ini saling kait mengait dalam hubungannnya menyukseskan pariwisata. Adapun penjelasan Alfons dari aspek-aspek ini, yakni: Atraksi itu menyangkut daya tarik objek pariwisata yang membuat orang tertarik mengunjunginya.
Aksesibilitas menyangkut ketersediaan prasarana untuk wisatawan bisa menuju lokasi pariwisata. Hal lainnya adalah ketersediaan informasi yang memadai tentang objek pariwisata yang ada pada suatu daerah. Aspek ketiga yang dijelaskannya ialah amenitas, yaitu sarana yang menunjang wisatawan saat berkunjung ke sebuah tempat pariwisata, contohnya: warung makan, toilet, ATM dan lain-lain.
Sementara, aspek akomodasi menyangkut ketersediaan hotel atau penginapan tempat wisatawan tinggal untuk sementara waktu. Aspek terakhir (awareness), jelasnya, adalah sejauh mana masyarakat bisa ‘sadar wisata’. Dalam hal ini, menurutnya, penting meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat ekonomi yang bisa diperoleh dari pariwisata. Membangun kesadaran ini salah satunya dengan mengadakan festival seperti ini, karena akhirnya dapat membuka mata masyarakat, khususnya orang-orang muda akan potensi pariwisata Gunung Ranaka.
Untuk diketahui, rangkai kegiatan Festival Songke dan Ranaka ini, antara lain: kegiatan kerja bakti membersihkan jalur pendakian Ranaka, lomba hiking, lomba selfie di puncak Ranaka, dan ditutup dengan malam puncak festival di pelataran Mbaru Wunut.
Salah satu perlombaan lain yang menjadi bagian dari rangkaian festival ini adalah lomba menciptakan lagu Gunung Ranaka. Ide ini digagas sendiri oleh Bupati Manggarai, Dr. Deno Kamelus, S.H., M.H., sebagai salah wadah menyalurkan kreativitas anak-anak muda Manggarai.
Festival ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai. Bekerjasama dengan Lembaga Komunitas Ca Nai yang merupakan himpunan dari komunitas-komunitas anak muda Manggarai. (YJ)
Tim Humaspro Manggarai