Pemerintah Kabupaten Manggarai mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan sharing knowledge aplikasi dan teknologi dari Pemkab Banyuwangi.
Kerja sama dalam rangka pengembangan e-Government antara Pemerintah Kabupaten Manggarai dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi resmi dilakukan. Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Bupati Manggarai, Dr. Deno Kamelus, S.H., M.H. dengan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, S.Pd., S.S., M.Si, pada hari Minggu, 15 September 2019 pukul 10.00 WIB bertempat di Rumah Budaya Kebo Keboan, Alasmalang, Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi.
Kerja sama yang dibangun difokuskan pada implementasi e-Government baik pemanfaatan maupun pembelajaran sistem pemerintahan berbasis aplikasi, serta transfer ilmu pengetahuan.
Ada 3 aplikasi yang telah dipakai di Kabupaten Banyuwangi yang akan diterapkan di Kabupaten Manggarai yakni e-Surat, e-Presensi, dan e-SAKIP. Tiga aplikasi tersebut masing-masing akan menjawab kebutuhan sebagai berikut:
- Aplikasi e-Surat: Tertib administrasi dan tertib pengarsipan; surat masuk dengan cepat dan tepat direnspons bupati lalu diteruskan ke Perangkat Daerah penanggung jawab (tanpa menunggu surat fisik).
- Aplikasi e-SAKIP: Memudahkan pelaporan kinerja; mulai dari rencana, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.
- Aplikasi e-Presensi: Memudahkan pengontrolan ASN; obyektif dalam mendata kehadiran ASN.
Sehari sebelumnya, yakni pada hari Sabtu, 14 September 2019, Bupati Banyuwangi menggelar Gala Dinner di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Kabupaten Banyuwangi.
Dalam sambutannya pada kesempatan jamuan makan malam itu, Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa pembangunan daerah sangat bergantung pada pengelolaan keunggulan atau potensi yang ada di daerah.
“Setiap daerah tentu punya masalah masing-masing, masalah SDM, Keuangan dan lain-lain. Namun, selain masalah, setiap daerah juga punya opportunity. Bagi Banyuwangi tentu pengelolaan isu strategis menjadi sangat penting sekali. Daerah kami luas, namun keuangan kami terbatas. Banyuwangi terluas di Jawa Timur. Penduduk kami jumlahnya 1,7 juta. Masalah banyak. Penentuan skala prioritas menjadi sangat penting,” ujarnya.
Menurutnya, pengembangan potensi lokal yang ada di daerah menjadi skala prioritas. “Dari skala prioritas ini, harus ada lokomotif untuk menggerakkannya. Kami putuskan pariwisata menjadi lokomotifnya dengan fokus utamanya pada agrowisata,” kata Bupati Anas.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa pengembangan pariwisata di wilayahnya merupakan kerja keras semua pihak termasuk aparatur sipil negara. “Dukungan dari staf menjadi kunci. Kami bisa seperti ini karena dukungan teman-teman ini semua (ASN, red),” ungkapnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Bupati Manggarai, Dr. Deno Kamelus, S.H., M.H. menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. “Pemerintah Kabupaten Manggarai mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan sharing knowledge aplikasi dan teknologi dari Pemkab Banyuwangi,” tutur Bupati Deno.
Ditambahkannya, “Kabupaten Banyuwangi berada di atas Kabupaten Manggarai dalam kaitan dengan pariwisata, penggunaan IT, untuk mendukung kinerja pemerintah yang efektif, efisien, bebas dari KKN. Di Banyuwangi transfer ilmu ini kami dapatkan secara gratis,” katanya.
Bupati Deno Kamelus berharap, di waktu-waktu yang akan datang lebih banyak hubungan kerjasama yang bisa dibina bersama Kabupaten Banyuwangi. “Bukan cuma knowledge dan IT namun ada banyak yang bisa kami petik dari Kabupaten Banyuwangi. Salah satunya adalah pariwisata,” ungkapnya.
Selain Kabupaten Manggarai, pada kesempatan yang sama tiga kabupaten lain juga menandatangani MoU dengan Kabupaten Banyuwangi yakni Kabupaten Tapanuli Selatan (Provinsi Sumatera Utara), Kabupaten Konawe Kepulauan (Propinsi Sulawesi Tenggara) dan Kabupaten Enrekang, Propinsi Sulawesi Selatan. (*)
Tim Humaspro Manggarai