Ruteng – Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit, S.E., M.A. me-launching Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA), bertempat di Aula Ranaka Kantor Bupati Manggarai, Senin (13/06).
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Manggarai Nomor HK/143/2022 menetapkan Desa Bangka Kenda dan Desa Satar Ngkeling, Kecamatan Wae Ri’i sebagai model DRPPA Kabupaten Manggarai tahun 2022.
Hal itu dilakukan sesuai dengan program Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dalam rangka mengintegrasikan perspektif gender dan hak anak ke dalam tata kelolahan pemerintahan desa.
Launching ini menandai dimulainya pendampingan desa Bangka Kenda dan Desa Satar Ngkeling sebagai desa model ramah perempuan dan peduli anak. Mendorong peran serta pemangku kepentingan dalam upaya mewujudkan desa ramah perempuan dan peduli anak di Kabupaten Manggarai.
Dalam sambutannya, Bupati Hery mengungkapkan, perhatian pemerintah terhadap perlindungan anak dan perempuan, sesuai jargon Pemkab Manggarai “no one left behind”, jangan ada yang tertinggal, di dalamnya termasuk perempuan dan anak.
“Sejak tahun lalu kita sangat kerja keras di lapangan melalui kerjasama dengan berbagai pihak untuk mendekati dulu kelompok yang pada waktu yang lalu tertinggal. Tertinggal bisa tidak dilibatkan dan tidak mendapatkan manfaat. Semangat kita, semua orang dilibatkan dan mendapat manfaat,” katanya.
Perhatian Pemkab Manggarai terhadap perempuan dan anak juga, dengan dibentuknya Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak. Hal itu dilakukan agar programnya fokus untuk memudahkan dalam proses penganggaran.
“Saya minta kepada TAPD untuk perhatikan khusus Dinas PPA, karena Dinas ini mengurusi kurang lebih 65 persen masyarakat Manggarai,” katanya.
Namun Bupati Hery menegaskan, anggaran tidak diberikan cuma-cuma melainkan melalui kegiatan nyata yang tertuang dalam program Dinas.
“Rancangan kegiatan harus bagus dan efektif. Kalau kegiatan bagus tentu akan dibiayai. Tetapi ketikan rancangannya tidak bisa menyelesaikan soal, untuk apa dianggarkan,” ujarnya.
Hari ini, kita memulai melakukan langkah nyata, memperhatikan perempuan dan anak di desa. Ini bukan gagasan Pemkab Manggarai tetapi dari Kementrian PPA dan Kementrian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Namun Bupati Hery menegaskan, agar Dinas terkait lingkup Pemkab Manggarai harus terlibat aktif, jangan hanya jadi penonton. Apabila program ini sukses dijalankan, akan direplikasikan ke desa lain di kabupaten Mamggarai. Juga diminta keterlibatan TP PKK dalam menyukseskan program ini.
Kegiatan seperti ini diharapkan mampu perhalan mulai mengikis cara pandang kita terhadap perempuan. Bupati Hery juga mendorong perempuan dalam berpolitik.
Tak lupa, Bupati Hery menyampaikan terima kasih kepada Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak yang telah menetapkan dua desa di Kabupaten Manggarai menjadi model DRPPA tahun 2022.
Sementara Asisten Deputi bidang Perlindungan Anak dari Kekerasan Kementriam PPA mengaku senang dan bangga atas kebijakan Pemkab Manggarai yang mulai menyasar kaum yang biasanya tertinggal.
“Masyarakat Manggarai mesti bersyukur karena Kepala Daerahnya, ini yang kami sebut gender champion. Jadi Pa Bupati tidak hanya paham tetapi sudah berempati pada kesetaraan gender,” katanya.
Menurutnya, mayoritas yang sering tertinggal adalah perempuan dan anak. Anak memang karena secara fisik mereka tergantung pada orang dewasa, pengasuhan, keselamatan dan kemanannya tergantung pada orang lain di sekitarnya. Jadi mereka menjadi paling rentan.
Namun di samping sisi kerentanan itu, sebetulnya kelompok masyarakat itu punya hati dan suara yang patut didengarkan.
“Saya berterima kasih kepada Pa Bupati yang telah mengingatkan begitu kuat, bagaimana melibatkan partisipatsi aktif dari kelompok masyarakat yang tertinggal ini,” katanya.
Kelompok-kelompok ini diharapkan melalui DRPPA menjadi penjuru bagi Pemkab Manggarai dan pemerintah desa yang menjadi role model, memiliki empati yang luar biasa.
Perlindungan anak dan perempuan menurutnya mulai dari keluarga sendiri, orangtua harus memberikan contoh yang baik dalam kehidupan keluarga.
Untuk diketahui, usai pencanangan DRPPA, dilanjutkan dengan Pelantikan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) yang berasal dari Desa Sata Ngkeling dan Desa Bangka Kenda. Setelah dilantik, para relawan SAPA akan mengikuti pelatihan mulai Senin, 13 -15 Juni 2022.
Turut Hadir dalam kegiatan itu, Asisten Deputi Perlindungan Anak dari Kekerasan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak bersama rombongan; Sekda Manggarai Drs. Jahang Fansy Aldus; Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda, Pimpinan Perangkat Daerah, TP PKK Kabupaten Manggarai, Fasilitator DRPPA, Unit PPA Polres Manggarai, Camat Wae Rii, Kades Wae Rii dan Satar Ngkeling; LSM; beserta undangan lainnya. (Tim Prokopim)