Ruteng- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat malanjutkan agenda kunjungan kerja (Kunker) di Kabupaten Manggarai di Desa Bea Mese, Kecamatan Cibal, Senin (18/04). Setelah sebelumnya sambangi Pasar Inpres Ruteng.
Dalam Kunker tersebut, Gubernur Laiskodat didampingi Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit, S.E., M.A. dan Wakil Bupati Manggarai Heribertus Ngabut, S.H.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Manggarai, Heribertus Ngabut menyampaikan selamat datang kepada Gubernur dan Rombongan.
“Rakyat Manggarai tentu selalu berharap agar Bapak Gubernur sering-sering datang ke Manggarai”
Wabup Heri juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi NTT yang telah melakukan peningkatan ruas jalan Golo Gereng – Bea Mese dari lapen menjadi Hotmix.
“Tahun ini Bapak Gubernur, saya dan Pa Bupati berencana untuk melanjutkan karya yang baik ini, 3,5 Km Hotmix dan kalau tidak ada halangan, tahun 2023 energi itu juga teralir tambah lagi. Sehingga getaran yang mengejutkan kita habis,” katanya.
“Hanya sebuah Doa yang berkanjang mengintari perjalanan kepemerintahan Bapak Gubernur juga Doa untuk kami dan kita semua tentunya,” tambah Wabup Heri.
Sementara Gubernur Laiskodat meminta pemerintah daerah maupun pemerintah desa untuk terus mendorong masyarakat agar terus produktif dan mencintai produk sendiri.
Maksimal menggunakan produk NTT, selama kita bisa membuatnya sendiri. Sebab menurutnya, NTT memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Harus mulai membangun diri kita sendiri, hanya orang berpikir baik akan menuju sejahtera.
“Nusa Tenggara Timur begitu hebat dan luar biasa. Tapi kita ini tidak ada produk. Kita memiliki semuanya, tetapi kita tidak tertarik untuk membuatnya. Itu kita punya kelemahan. Karena itu bicara tentang pariwisata, manusianya dibangun, alamnya dibangun, ekonomi dan sosialnya dibangun. Jadi kita siapkan, di pasar jangan sampai yang dijual itu lebih banyak produk dari luar,” ujarnya.
Gubernur Laiskodat juga meminta dinas terkait juga untuk mengecek kodisi di lapangan seperti pasar. Guna mengetahui seberapa besar ketergantungan terhadap produk luar.
Harus mengubah cara pikir, menurutnya, melayani publik adalah memahami apa yang kurang dan lebih di masyarakat, apa yang tumbuh di masyarakat tetapi tidak mampu kita tingkatkan.
Kapitalisasi dari potensi itu tidak sempat kita lakukan, dan itu pemerintah mempunyai kemampuan memiliki anggaran dan sumber daya manusia, kebijakan juga mampu men-design.
“Karena dia pemimpin politik juga dia mampu untuk memutuskan karena itu intervensi pemerintah bagaimana rakyat tidak mampu hidup sendiri maka itu disebut intervensi pemerintah untuk rakyat,” ujarnya.
“Kalau di atas 40 persen didatangkan dari luar, maka Kabupaten ini hidup dalam penderitaan lahir batin. Karena barang yang kita bisa tanam sendiri saja harus datangkan dari luar, apalagi yang lainnya. Kebijakan kita basisnya adalah produk masyarakat. Mulai dari desa,” tambahnya lagi.
Pariwisata Holistik
Sebelumnya, Vikjen Keuskupan Ruteng, RD Alfons Segar, Pr mengungkapkan bahwa tema pariwisata Tahun 2022 bagi Keuskupan Ruteng adalah tahun Pariwisata Holistik, menggerakan semua aspek kehidupan jasmani dan rohani.
Dalam berbagai program, setiap Paroki sejauh mungkin berusaha untuk membangun kerjasama dengan semua pihak, membangun wisata alam dan wisata rohani.
“Berkaitan dengan itu, dampaknya menyentuh berbagai aspek kehidupan. Di sana ada ekonomi kreatif, berbagai bentuk kerjainan, ada kuliner, pentasan budaya dan juga kegiatan-kegiatan rohani,” katanya.
Terkait Wisata Holistik, Gubernur Laiskodat menyampaikan terima kasih kepada Keuskupan Ruteng yang telah mengusung tema tersebut sebagai spirit pariwisata.
“Sampaikan kepada Monsinyur (Uskup Ruteng, Siprianus Hormat), bahwa gereja khususnya di Kesukupan Ruteng yang membuat tema pariwisata holistik itu luas biasa. Karena apa yang disampaikan oleh Ketua TP PKK Kabupaten Manggarai, narasi-narasi seperti itu saya inginkan itu untuk diberbanyak, diceritakan dengan baik sehingga orang menganggap itu sesuatu yang luar biasa,” katanya.
Ia mengatakan bahwa hidup tanpa narasi itu mati. Itulah sebenarnya hakekat hidup kita, membangun narasi-narasi yang mebuat kebanggan setiap manusia.
Gubernur Laiskodat juga meminta untuk menjelakan narasi itu kepada generasi penerus, baik SD, SMP, SMA juga termasuk melalui Gereja. Narasi produk dan karya intelektual, salah satunya narasi tentang motif tenun songke.
“Kita sendiri sedang merendahkan martabat kita, sesuatu yang dikerjakan dengan kecerdasan dan intelektual yang luar biasa hebat, tapi kita. Saya banyak beli tenun seperti ini, saya beli bukan karena butuh tetapi karena saya menghormati dan menghargai berapa intelektualitas dari mama-mama kita untuk membuat produk itu,” ujarnya.
Setelah kegiatan di Bea Mese, Gubernur bersama rombongan megunjungi Kelompok Wanita Tani (KWT) Nai Ca Anggit di Desa Poco Likang, Kecamatan Ruteng. Gubernur mendengarkan pemaparan KWT Nai Ca Anggit terkait perkebangan pertanian mereka. Selain itu juga mendengarkan sejumlah usulan yang disampaikan dalam upaya meningkatkan produktifitas KWT Nai Ca Anggit.
Selanjutnya, Gubernur dan Rombongan menyambagi Kantor Dekranasda Kabupaten Manggarai. Di sana ia melihat langsung sejumlah karya anak muda Manggarai yang di pajang.
Setelah itu, bergeser ke Kopi Mane Isnpiration. Gubernur mendengarkan pemaparan dalam rangka pengembangan produksi Kopi Asli Manggarai.
Turut hadir dalam kunjungan itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT, Direktur Utama Bank NTT, Pimpinan Perankat Daerah Provinsi NTT, Ketua DPRD Manggarai, Sekda Manggaraai, Unsur Forkopimda, Ketua dan Wakil Ketua Dekranasda Kabupaten Manggarai; Pimpinan Perangkat Daerah Kabupaten Manggarai, berserta undangan lainnya. (Tim Prokopim)