Kita harus selalu berkoordinasi memanfaatkan sumber daya agar berjalan dengan baik. Koordinasi harus dilakukan sejak awal penyusunan rencana kegiatan komunitas/klub.
Bupati Manggarai Dr. Kamelus Deno, S.H., M.H. didamping Wakil Bupati Manggarai, Drs. Victor Madur, dan Ketua Harian KONI Kabupaten Manggarai, Martinus Apri Laturake, menerima Kontingen NLTC (Nuca Lale Taekwondo Club) di Aula VIP Nuca Lale, Kantor Bupati Kabupaten Manggarai, Kamis, 26 September 2019. Kontingen Taekwondo ini tiba di Ruteng setelah mengikuti Menpora Cup Taekwondo Championship Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) 2019 yang digelar tanggal 20 sampai 22 September 2019 di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Deno Kamelus menyampaikan apresiasi sekaligus memberi saran tentang pentingnya komunikasi dan koordinasi. “Saya memberikan profisiat dan apresiasi kepada kontingen klub Taekwondo Kabupaten Manggarai yang sudah memberikan prestasi pada kompetisi Taekwondo di Jakarta dan mendapat prestasi. Saya juga memberikan apresiasi kepada seluruh tim baik itu pelatih, orang tua dan adik-adik sekalian,” tuturnya.
Untuk diketahui, NLTC mengirim 13 atlet dan 3 pelatih pada ajang tersebut dan berhasil meraih 11 medali, yakni 7 emas, 1 perak, dan 3 perungguh. Keberangkatan mereka ke Jakarta diberitakan penuh dengan keterbatasan, sehingga terpaksa menumpang truk eksedisi melalui jalur laut menuju Surabaya dan menggunakan kereta api ke Jakarta. Di Jakarta, mereka dibantu oleh keluarga Gabriel Mahal untuk penginapan dan fasilitas lainnya selama pertandingan. Selain itu, komunitas Manggarai di Jakarta juga ikut memberi perhatian dengan menyediakan tiket pesawat untuk perjalanan pulang.
Cerita perjalanan NLTC yang mewakili Kabupaten Manggarai dan Provinsi NTT di ajang tahunan itu menjadi percakapan ramai di media sosial. Banyak yang menyoroti minimnya perhatian pemerintah bagi para atlet/pelatih ini.
Terkait hal tersebut, Basilius Sardy Jeramat yang menjadi Ketua Kontingan NLTC di Menpora Cup Taekwondo itu menjelaskan bahwa pihaknya memang mengalami kesulitan saat hendak berkoordinasi dengan pemerintah karena keterbatasan waktu.
“Kami sempat berusaha berkoordinasi dengan Ketua Harian KONI dan juga Bupati Manggarai tetapi saat itu agak sulit karena Pa Ketua KONI dan Pa Bupati sedang bertugas ke luar daerah. Hanya sempat ketemu Pa Wakil dan juga dapat dukungan dana pribadi. Waktunya memang agak mepet dan kami tahu bahwa untuk urusan (koordinasi) seperti ini memang butuh waktu lama, karena itu kami memutuskan untuk mencari uang secara swadaya. Tetapi kami sudah dapat rekomendasi dan pengurus cabang (Taekwondo) Manggarai dan NTT. Sehingga kehadiran kami di sana memang mewakili daerah ini,” tutur Sardy.
Sardy dan seluruh kontingen juga berharap agar di waktu-waktu yang akan datang, mekanisme kerja sama serta dukungan dan perhatian pemerintah pada pengembangan olahraga prestasi dapat semakin baik.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Manggarai berpesan kepada setiap kelompok kreatif yang ada di Manggarai membuat perencanaan yang matang atas segala kegiatan yang digagas. Bupati juga menyarankan supaya dalam perencanaan itu, setiap komunitas tidak perlu ragu berkoordinasi dengan pemerintah daerah apalagi bila akan mengikuti event-event besar.
“Saya kira komunikasi dan manajemen itu penting sehingga sangat berpengaruh untuk dukungan-dukungan ke depan. Ke depan kita harus selalu berkoordinasi memanfaatkan sumber daya agar berjalan dengan baik. Koordinasi harus dilakukan sejak awal penyusunan rencana kegiatan komunitas/klub,” papar Bupati Deno Kamelus.
Selanjutnya, para atlet yang telah mengharumkan nama Kabupaten Manggarai pada ajang tersebut mendapat bonus dari KONI Kabupaten Manggarai, yakni sebesar masing-masing 1 juta rupiah untuk peraih medali emas, 750 ribu rupiah untuk peraih medali perak, dan 500 ribu rupiah kepada peraih medali perunggu. “Nanti pengurus harian KONI juga saya minta untuk pikirkan dana bagi para pembina/pelatih,” pungkasnya. (*)
Tim Humaspro Manggarai