Bupati Hery Nabit Buka Rembuk Stunting Kabupaten Manggarai 2022

Ruteng – Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit, S.E., M.A membuka secara resmi kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Manggarai, bertempat di Aula Ranaka Kantor Bupati Manggarai, Kamis (09/06).

Kegiatan itu dilakukan untuk memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting secara bersama-sama antar Perangkat Daerah penanggungjawab layanan dengan sektor atau lembaga non pemerintah dan masyarakat serta terlaksananya konfirmasi, sinkronisasi, dan sinergitas hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan.

Dalam sambutannya Bupati Hery menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan satu hal yang penting dalam rangka percepatan pencegahan dan penanganan stunting.

Stunting kata Bupati Hery bukan isu yang baru lagi, sehingga semua pihak berperan penting dalam menyelesaikan masalah ini. “Semua percepatan dan kemajuan itu bisa terjadi kalau kita bergerak bersama. Stunting secara makro dihubungkan dengan sebuah isu besar yakni bonus demografi,” katanya.

Bonus demografi adalah ketika kelompok masyarakat produktif (usia 15 sampai 64 tahun) lebih besar dari kelompok masyarakat non produktif.

“Tetapi kalau SDM dari masyarakat usia produktif kurang memadai, kita mau dapat bonus dari mana? Inilah soal-soal seperti stunting ini penting untuk kita tangani, karena inilah anak-anak yang akan kita siapkan untuk menjemput demografi itu ketika mereka masuk dalam usia produktif,” ujarnya.

Bupati Hery menyampaikan bahwa penanganan stunting memang belum bisa dilihat langsung manfaatnya dalam satu atau dua tahun mendatang. Tetapi itu akan bisa dilihat 10 atau 15 tahun mendatang.

“Jadi, kalau kita tidak menangani hal itu saat ini, maka 10 atau 15 tahun mendatang kita tidak bisa berharap lebih dari bonus demografi itu. Pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Bupati Hery mengatakan, bahwa kita bersyukur karena perhatian Pemerintah Pusat dan Provinsi sangat besar untuk isu stunting.

“Karena itu kami mengajak kita semua untuk memanfaatkan masa-masa ini. Apalagi banyak juga lembaga non pemerintah yang mau berkontribusi,” katanya.

Para Kepala Desa juga diminta untuk memberikan perhatian terhadap masalah stunting di wilayahnya masing-masing.

Bupati Kecam Kasus Pelecehan Seksual

Bupati Hery menambahkan, saat ini kita memiliki banyak tantangan selain stunting, tetapi semua bermuara pada pola asuh atau cara masing-masing rumah tangga mendidik, membina, dan mengelola keluarga masing-masing.

“Kita dikejutkan dengan kejadian pelecehan seksual yang terjadi, ketika seorang ayah justru menodai anak kandungnya. Untuk kita manusia yang normal sebenarnya itu tidak patut terjadi, tetapi itulah yang terjadi dan persis di depan mata kita. Semua punya alasan, tetapi itu tidak cukup menyembuhkan luka yang sudah terjadi,” ungkapnya.

Sebab itu, Bupati Hery mengajak semua pihak untuk selalu menjaga keluarga kita masing-masing. Menjaga lahir batin, kehormatannya, tidak cukup hanya bicara kesejahteraan.

“Kita boleh kasih makan anak 3 sampai 5 kali sehari, tetapi jika kemudian ancaman itu justru datang dari orang yang paling dekat dengan kita, maka saya kira semua tidak ada gunanya atau sia-sia,” katanya.

“Kita semua harus membicarakan hal ini secara terus menerus. Untuk menjaga keselamatan anak-anak kita baik laki-laki maupun perempuan,” tambahnya.

Bupati Hery juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Polres Manggarai yang telah bergerak cepat dalam menangani kasus pelecehan seksual terhadap anak pada beberapa waktu lalu, sehingga tidak menimbulkan keresahan dan dalam penanganannya sudah sesuai dengan harapan masyarakat.

“Yang tersisa adalah luka, pelaku boleh mendapat hukuman tetapi korban akan mengalaminya seumur hidup,” ujarnya.

Karena itu, Bupati Hery mengimbau kepada jurnalis di Manggarai untuk bijak memberitakan kasus pelecehan seksual, tetap menjunjung tinggi Peraturan Dewan Pers tentang Pedomaan Pemberitaan Ramah Anak.

“Kita paham ada nilai pendidikan dari setiap berita. Tetapi khusus terkait berita pelecehan seksual dan anak di bawah umur, tolong jangan terlalu rinci menceritakan dan menjelaskan identitasnya. Ingat anak perempuan dan ibunya akan tetap hidup bersama kita,” katanya.

“Sebagai Bupati Manggarai, kami mengimbau kepada teman-teman jurnalis untuk bijak memberitakan hal-hal yang meskipun salah, tetapi tolong diberitakan secara bijak, khususnya terkait pelecehan seksual,” tambahnya.

Termasuk kasus bunuh diri juga diminta untuk tidak memberitakan secara detail prosesnya, jangan sampai itu dijadikan tutorial oleh anak-anak untuk melakukannya. (Tim Prokopim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *